WANITA seringkali mengekspresikan aksi ranjang dengan
desahan mesra, teriakan, atau ekspresi wajah yang membuat pasangannya merasa
telah berhasil memuaskan birahi. Namun suara yang dikeluarkan oleh wanita tak
melulu menunjukkan dia mencapai the big O, lho.
Ketika Meg Ryan menunjukkan betapa mudah seorang wanita bisa orgasme palsu di
"When Harry Met Sally", rekan-bintang Billy Crystal tidak hanya malu,
tapi tertegun. Tampaknya mungkin ada beberapa kebenaran ide tentang orgasme
palsu, studi baru menunjukkan bahwa suara seorang wanita tidak selalu
menunjukkan dirinya telah mencapai orgasme.
Menurut penelitian dari University of Central Lancashire, suara yang dihasilkan
saat sanggama itu biasanya terjadi sebelum perempuan mencapai klimaks, atau
selama pihak pria mengalami orgasme. Temuan tersebut didasarkan pada analisis
terhadap 71 wanita dengan usia rata-rata 22 tahun.
Studi tersebut dilakukan dengan tujuan mengidentifikasi apakah ekspresi suara
perempuan selama intercourse dipicu oleh orgasme atau terjadi karena faktor
lain. Demikian yang dinukil dari Dailymail, Sabtu (13/8/2011).
Setiap peserta menyelesaikan kuesioner tentang perilaku seksual mereka, yang
mencakup rincian tentang bagaimana mereka mencapai klimaks dan pada saat mana
mereka paling mungkin untuk mengekspresikan diri secara vokal.
Kebanyakan perempuan yang disurvei mengatakan, bahwa mereka mencapai orgasme
selama foreplay, tetapi yang paling mungkin untuk menunjukkan ekspresi diri
dengan vokal ialah saat mengenyam kenikmatan bersama pasangan mereka.
Para peneliti percaya alasan untuk perbedaan ini adalah bahwa perempuan
'memanipulasi perilaku laki-laki untuk keuntungan diri sendiri'.
"Data ini dengan jelas menunjukkan perbedaan waktu antara ketika perempuan
mengalami orgasme dan membuat suara-suara senggama, serta mengindikasikan bahwa
setidaknya ada unsur di atas yang berada di bawah kontrol bawah sadar, sehingga
perempuan mempunyai kesempatan untuk memanipulasi perilaku pria untuk
keuntungan mereka," ungkap tim peneliti.
Kemungkinan lain menyebutkan, bahwa perempuan hanya ingin sesuai dengan
'skenario seksual ideal'.
Dr John Grohol, pendiri situs Psych Central berkomentar, "Perempuan
tampaknya bukan mengeluarkan suara-suara tersebut untuk mengekspresikan
kenikmatan yang mereka rasakan, tetapi untuk membantu pasangannya mencapai
klimaks.
|