Sekali lagi,
matikan rokok jika di sekitar Anda terdapat anak-anak. Asap rokok yang
mengandung partikel berbahaya itu bukan hanya merusak paru-parunya tetapi juga
bisa menimbulkan gangguan perilaku berupa hiperaktivitas dan gangguan
konsentrasi (ADHD).
"Anak-anak masih dalam masa perkembangan dan tubuh mereka
masih bertumbuh sehingga efek asap rokok terhadap otak mereka jauh lebih
berbahaya dibanding dengan pada orang dewasa," kata Hillel R.Alpert,
peneliti dari Harvard School of Public Health's Center untuk Pengendalian
Tembakau Global.
Penelitian yang dilakukan Alpert memang tidak secara langsung
membuktikan rokok merusak otak anak karena tidak etis jika anak-anak dipapari
asap rokok untuk melihat apa yang terjadi. Sebagai gantinya para peneliti mencoba
melihat ke belakang pada apa yang sudah terjadi dan mencoba menghapus kaitan
lain kecuali kaitan antara paparan asap rokok dan penyakit.
Untuk penelitian tersebut, para peneliti menguji hasil survei
tahun 2007 yang dilakukan lewat telepon pada keluarga di Amerika termasuk
55.358 anak berusia di bawah 12 tahun. Sekitar 6 persen anak terpapar asap
rokok di rumah.
Setelah mempertimbangkan berbagai faktor para peneliti menemukan 8
persen anak mengalami gangguan belajar, 6 persen menderita ADHD dan hampir 4
persen mengalami gangguan tingkah laku seperti agresif dan suka menantang.
Anak-anak yang tinggal dengan anggota keluarga perokok memiliki
setidaknya dua dari kondisi gangguan tersebut. Bahkan diperkirakan akibat
menjadi perokok pasif 274.100 anak menderita tiga jenis gangguan perilaku
tersebut.
"Orangtua seharusnya melarang ada yang merokok di rumah.
Anak-anak menderita karena mereka tidak punya pilihan untuk menghindari sebagai
perokok pasif," katanya.
Menurut data Badan Perlindungan Lingkungan di AS, menjadi perokok
pasif berkaitan dengan meningkatnya keparahan penyakit asma, infeksi saluran
napas bawah pada bayi, serta sindrom kematian mendadak
|